Partai
Demokrat (PD) di Pileg 2009, dengan strategi cerdas tingkat dewanya telah
meluncurkan slogan “Katakan Tidak Pada Korupsi”, dengan bintang iklannya adalah kader-kader
terbaik antara lain : Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum, Edhie Baskoro
Yudhoyono (Ibas), dan Angelina Sondakh.
Strategi ini
terbukti manjur karena dalam pileg tersebut dengan perolehan suara 20.85 %
(21.703.137 suara), PD berhasil memikat hati rakyat untuk memilih mereka, dan
keluar sebagai jawara dan kemudian dengan sukses nan nyaman telah menempatkan Pendiri dan ownernya
Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI di Periode Kedua lewat Pilpres
Langsung, dan Marzuki Ali sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Strategi cerdas tersebut terbukti benar, karena
para bintang-bintang iklannya yang notabene adalah kader terbaik PD telah
kompak dan berjamaah sama-sama terlibat kasus korupsi pada saat mereka
menduduki posisi strategis masing-masing, yakni Andi Malarangeng, selaku
Menteri Pemuda dan Olahraga, Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum PD, Angelina
Sondakh, selaku Wakil Bendahara PD. Mereka telah terpidana dan menikmati hukumannya masing-masing di hotel
pordeo, Sukamiskin di Bandung. Dan hebatnya, yang masih dianggap steril adalah
Ibas selaku Sekjen PD, meskipun diungkap beberapa kali di persidangan oleh para
terdakwa koleganya, tetapi masih bisa kipas-kipas dengan nyamannya karena
kebetulan menyandang status sebagai putera mantan presiden keenam SBY, dimana
menurut sejarahnya belum pernah ada putra/putri presiden di negeri gemah ripah
loh jinawi ini yang diberikan status tersangka karena kasus korupsi.
Para kader terbaik PD tersebut, terbukti
terlibat dalam Mega Proyek Hambalang, setelah Muhammad Nazarudin, aktor utama
Bendahara PD bernyanyi di persidangan dan menyeret semua koleganya untuk
sama-sama menikmati sejuknya hotel pordeo setelah secara berjamaah memakan uang
hasil korupsi dengan riang gembira tanpa rasa malu malahan merasa bangga. Kita
layak memberikan apresiasi yang tinggi karena para kader terbaik PD ini telah
sukses melakukan korupsi tapi santun dengan menggelembungkan pundi2 mereka
masing-masing dan tidak ada yang peduli dengan kelanjutan proyek itu sendiri.
Proyek
Hambalang itu sejatinya adalah proyek kebanggaan negeri yang direncanakan akan
dibangun sebuah kompleks olahraga yang lengkap serta modern dengan anggaran
sebesar Rp. 2,5 trilyun.
Tentu saja dengan aksi korupsi bancakan berjamaah para kader pemenang pileg
2009 ini, membuat proyek Hambalang terhenti pelaksanaannya, dan mangkrak
bak hutan tak terpelihara, serta terlantar hingga saat ini.
Setelah
melakukan blusukan langsung ke lokasi proyek Hambalang pada tanggal 18 Maret
2016, Presiden Jokowi, yang ditemani Menpora dan Menteri PU, hanya bisa
prihatin dan nelangsa serta mengatakan tidak akan membiarkan Proyek Hambalang
ini terlantar, dan akan mencari solusi terbaik yang akan dibicarakan
dalam kabinetnya di minggu ke empat Maret 2016 ini. Upaya Presiden Jokowi ini
tidaklah mudah karena menurut kajian KPK, lahan Hambalang ini sangat labil,
tidak layak dan sangat beresiko untuk pembangunan sebuah proyek sebesar
Hambalang.
PD sendiri,
dengan berkaca di Pileg, 2009 ini, dengan rasa percaya diri tingkat dewanya
dengan riang gembira sedang melakukan road show di Tanah Jawa sejak
minggu ini,
untuk mencari kader terbaiknya yang akan dijadikan calon Presiden di Pilpres
2019 mendatang.Kita masih harus
menunggu dan akan sama-sama melihat apakah strategi PD ini masih mampu meraih
sukses dipileg 2019 seperti di pileg 2009 lalu, seperti yang direncanakan dan
harapan para petingginya, atau malahan kandas alias tenggelam ditelan hukum
alam yang harus diterimanya, seperti di Pileg 2014 lalu Wallahu Alam.
DAFTAR
PUSTAKA
Posting Komentar