Blog Tentang Komputer dan Tugas
Home » , » Ahok Tak Konsisten Maju Lewat Jalur Independen (Penalaran Deduktif)

Ahok Tak Konsisten Maju Lewat Jalur Independen (Penalaran Deduktif)

Penulis : AzizRafiAnas(ajikbalon) on Minggu, 27 Maret 2016 | 3/27/2016 03:17:00 AM




Calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai mulai tidak konsisten untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Pasalnya, Ahok yang akan maju kembali di Pilgub DKI 2017 lewat jalur independen (umum) kini mulai merayu partai politik (parpol) (khusus).


            Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan, setelah didukung (umum) Partai Nasional Demokrat (Nasdem), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Kini, Ahok yang mulai merayu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendukungnya di Pilgub DKI 2017 (khusus).

            "Meski ada sinyal PDIP tidak mendukung, tapi Ahok berkali-kali menyatakan bila Ketua Umum Megawati (Soekarnoputri) sangat dekat sekali dengan dirinya, melebihi kedekatanya dengan PDIP. Dia (Ahok) hadir (peluncuran buku Megawati) tak diundang, itu upaya Ahok agar masih dilirik PDIP," kata Emrus saat dihubungi, Jumat (25/3/2016).

            Emrus mengakui, politik itu memang dinamis (umum). Namun, seyogianya Ahok harus mencontohkan sebagai pemimpin yang konsisten (khusus). Sehingga, masyarakat dapat melihat tokoh pemimpin yang memiliki garis jelas (khusus).

            Artinya, kata Emrus, apabila Ahok maju melalui partai politik (umum), masyarakat secara langsung melihat Ahok haus kekuasaan (khusus). Dia juga berharap, agar Ahok dapat menjelaskan, khususnya kepada relawan yang bekerja untuk dirinya (khusus). "Saran saya Ahok harus konsisten maju dari independen. Selain masyarakat melihat komitmen pemimpin, biaya politiknya juga tidak terlalu mahal," ungkapnya.

            Kepada PDIP, lanjut Emrus, jangan sampai terayu oleh sikap Ahok (umum) yang berupaya untuk meningkatkan elektabilitas melalui pernyataannya yang berisi konsumtif media (khusus). Bukan dari fakta di lapangan (umum), menurutnya, sebagai partai besar, PDIP tentunya mendukung kader atau calon lain di luar Ahok (khusus).

            Emrus melihat PDIP memiliki calon kuat untuk mengalahkan Ahok (umum). Khususnya dari segi program pembangunan dan fakta di lapangan (khusus). Bukan hanya perkataan yang berisi konsumtif media (khusus).

            "Semakin Ahok berkonflik di media, semakin tinggi elektabilitasnya. Tidak bisa dipungkiri elektabilitas Ahok masih tertinggi. PDIP punya calon kuat untuk mengalahkannya, yakni Tri Rismaharini dan Ganjar Pranowo," kata Emrus.

            Meski tidak memiliki kedekatan dengan Risma, namun Emrus berharap, PDIP membawa Risma ke Jakarta (umum) sebagai contoh kepada daerah lain bagaimana sosok pemimpin yang ideal (khusus).

            "Berkali-kali Risma membuktikan ucapannya apabila ada warga yang kesusahan dirinya akan bertanggung jawab kepada tuhan, di lapangan terbukti. Bukan seperti Ahok, bila tuhan salah, dia malah akan melawannya. Kalau PDIP membawa Risma dan mengadu program, warga akan dibuka kecerdasanya," tuturnya.

DAFTAR PUSTAKA

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Aziz Rafi Anas . All Rights Reserved.
This Owner Is AzizRafiAnas | Support by CYBER WIZARD | Powered by Blogger