Blog Tentang Komputer dan Tugas
Home » » Kebudayaan Cina

Kebudayaan Cina

Penulis : AzizRafiAnas(ajikbalon) on Jumat, 27 Juni 2014 | 6/27/2014 12:40:00 AM

Asal-mula dan Perkembangan Kebudayaan China 

Terdapat banyak mitologi dan cerita tentang asal-mula kebudayaan China serta tokoh legendarisnya seperti Kaisar Kuning (Huang Ti) yang membuat senjata dari batu Giok, istrinya memperkenalkan cara pemeliharaan ulat sutera, dan Yu terkenal karena berhasil mengatasi banjir-banjir besar. Menurut cerita, Yu mendirikan dinasti China yang pertama,
yaitu dinasti Hsia yang berkuasa dari kira-kira abad ke-21 sampai abad ke-17 S.M. Dinasti Hsia ini kemudian diganti oleh dinasti Shang yang berkuasa sampai abad ke-11 S.M., dan dinasti Shang merupakan dinasti China historis yang pertama karena ada tulisan, perunggu dan tulang-tulang ramalan yang secara ilmiah telah ditentukan berasal dari periode ini (Lie Tek Tjeng, 1977: 270-274). Kemudian menyusul dinasti Chou yang mempunyai dua periode yang terkenal dalam sejarah Cina, yaitu: Periode Catatan Musim Bunga dan Musim Rontok (Period of Springand Autumn Annals) yang berlangsung dari 722 sampai 481 S.M. dan Periode Peperangan Antar Negara (Period of Warring States) yang berlangsung dari 403 sampai 221 S.M. Dinasti Chou adalah dinasti feodal dan pada masa kejayaannya raja Chou menguasai kerajaan-kerajaan tetangganya atau paling sedikit diakui sebagai primus inter pares (yang pertama di antara yang sama). Akan tetapi Periode Catatan Musim Bunga dan Musim Rontok menyaksikan menurunnya dinasti Chou dan kerajaan-kerajaan tetangganya yang sampai waktu itu mengakui supremasinya. Usaha sedemikian itu memuncak dalam Periode Peperangan Antar Negara, dan berakhir dengan jatuhnya dinasti Chou dan pembentukan Negara Kesatuan untuk pertama kali dalam sejarah China oleh Kaisar Shih Huang dari Negara Ch’in pada tahun 221 S.M. Perlu diperhatikan bahwa kekacauan dalam bidang politik-militer juga menyebabkan kekacauan di bidang ekonomi-sosial, dan kekacauan total ini yang menggoncangkan masyarakat China dan nilai-nilai yang berlaku pada waktu itu menyebabkan orang untuk memikirkan cara-cara dan ide baru untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Banyak orang mengusulkan kepada raja-raja yang berkuasa, konsep-konsep dan ide-ide mereka untuk mengatasi kesulitan-kesulitan waktu itu dan cara yang terbaik untuk memerintah negara, sehingga timbul apa yang dikenal sebagai “Seratus Aliran Pemikiran” (the Hundred Schools of Thought). Filsuf utama yang harus disebut adalah Konfusius, yang hidup antara 552 dan 479 S.M. Melihat kekacauan dan perebutan kekuasaan antara raja-raja pada waktu itu, ia menganjurkan ajaran harmoni antara manusia dengan alam maupun antara manusia dengan manusia. Sekiranya masing-masing bertindak dan menjalankan tugas sesuai dengan kedudukannya, maka tidak akan terjadi perebutan kekuasaan. Bukan hanya rumah tangga, tetapi negarapun akan menjadi tenteram. Sehubungan dengan itu, ajaran Konfusius menitik-beratkan upacara atau ritual untuk menentukan tempatnya kepada masing-masing: baik raja, menteri, maupun ayah, anak, suami dan isteri. Menurut tradisi, ajaran Konfusius ini tercantum dalam Lima Klasik, yaitu: (1) Klasik Syair (Classic of Songs), (2) Klasik Sejarah (Classic of Documents), (3) Kalsik Perubahan (Classic of Change), (4) Catatan-catatan Musim Bunga dan Musim Rontok (Ch’un Ch’iu) dan (5) Klasik Tata Tertib (Record of Rituals). Kelima klasik tersebut dijadikan bahan pelajaran utama di sekolah-sekolah, maka ajaran Konfusius ini mempengaruhi dan membentuk cara berpikir dan cara bertindak manusia China. Kemudian harus disebut Lao-tze Bapak Taoisme, para legalis Shang Yang dan Han Fei-tze yang menganjurkan suatu kerajaan pusat, dan pemerintahan berdasarkan hukum, Meng-tze, dan Hsun-tze yang menulis klasik tentang peperangan yang dipergunakan dengan sukses oleh antara lain Mao Tse-tung dalam memimpin strategi militer Partai Komunis China dalam abad ke-20. Akan tetapi, meskipun terjadi kekacauan di bidang politik-militer dan ekonomi-sosial, bukan berarti bahwa kebudayaan semula berkembang di lembah sungai Kuning tidak meluas. Daerah di sebelah utara sungai Yang-tze pada abad ke-6 S.M. terbagi dalam beberapa kerajaan yang masing-masing berusaha untuk merebut hegemoni dari raja Chou dan menaklukkan tetangga-tetangganya. Akhirnya kerajaan Ch’in yang terletak di sebelah barat dari kerajaan Chou di lembah sungai Wei keluar sebagai pemenang dan membentuk negara kesatuan China pertama pada tahun 221 S.M. Negara kesatuan pertama ini meliputi daerah di sebelah utara sungai Yang-tze dan tidak meliputi daerah yang dikenal sebagai Mongolia Dalam. Perluasan daerah negara China diteruskan di bawah dinasti-dinasti berikutnya, terutama dinasti Han dan dinasti T’ang. Di bawah dinasti Han (206 S.M. – 220) daerah China diperluas di sebelah utara sehingga meliputi apa yang dikenal sebagai Mongolia Dalam, di sebelah timur yaitu daerah KoreaUtara, dan selatan yang meliputi Vietnam Utara, sedangkan di bawah dinasti T’ang (618-907) daerah Tibet dimasukkan ke wilayahnya. Biarpun menurut pasang-surut sejarah China terjadi perubahan atau pergeseran perbatasan dalam abad-abad yang berikut, akan tetapi pada umumnya dapat dikatakan bahwa dengan masuknya Tibet pada abad ke-9 China sudah mempunyai perbatasan seperti dikenal sekarang. Dengan perkataan lain, kebudayaan yang mulai berkembang di lembah sungai Kuning dapat berkembang di daerah asia Timur yang cukup luas ini. Bahasa Bahasa Cina lisan terdiri daripada sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Ming, bahasa Mandarin baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu bahasa seragam di China. Pada zaman kuno, bahasa Cina Klasik menjadi standard penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di luar kerabat diraja buta huruf. Hanya selepas Gerakan 4 Mei baru bermulanya usaha beralih ke bahasa Cina Vernakular yang membolehkan rakyat biasa membaca kerana dirangka berasaskan linguistik dan fonologi bagi suatu bahasa lisan. Kerohanian Sebahagian besar budaya Cina berasaskan tanggapan bahawa wujudnya sebuah dunia roh. Berbagai-bagai kaedah penelahan telah membantu menjawab soalan, dan dijadikan pun alternatif kepada ubat. Budaya rakyat telah membantu mengisi kekosongan untuk segala hal yang tiada penjelasannya. Kaitan antara mitos, agama dan fenomena yang aneh memang rapat sekali. Dewa-dewi menjadi sebahagian tradisi, antara yang terpenting termasuk Guan Yin, Maharaja Jed dan Budai. Kebanyakan kisah-kisah ini telah berevolusi menjadi perayaan tradisional Cina. Konsep-konsep lain pula diperluas ke luar mitos menjadi lambang kerohanian seperti dewa pintu dan singa penjaga. Di samping yang suci, turut dipercayai yang jahat. Amalan-amalan seperti menghalau mogwai dan jiang shi dengan pedang kayu pic dalam Taoisme adalah antara konsep yang diamalkan secara turun-temurun. Upacara penilikan nasibCina masih diamalkan pada hari ini selepas bertahun-tahun mengalami perubahan. Pakaian bangsa Cina Sejarah kehadiran kaum Cina bermula dengan berkembangnya Melaka sebagi pusat perdagangan, diikuti Pulau Pinang dan Kula Lumpur. Kehadiran mereka ini membawa bersama bukan sahaja barangan dagangan untuk tukaran, tetapi jua adat resam, budaya dan corak pakaian tradisional mereka yang kemudiannya disesuaikan dengan suasana tempatan. Busana klasik Cina yang asalnya berlapis-lapis, sarat dengan sulaman benang emas dan sutera, kini masih boleh dilihat dengan diubahsuai mengikut peredaran masa dan kesesuaian. Jubah Labuh, Cheongsam, Baju Shanghai dan Samfoo kekal dipakai di dalam majlis dan upacara. Kebanyakannya masih dihasilkan dari negeri China menggunakan fabrik sutera dan broked yang berwarna terang dengan ragamhias benang emas dan perak. Alat Musik Tradisional Alat musik tradisional Cina mengacu kepada semua jenis alat musik yang digunakan dalam budaya Cina. Alat musik tradisional China dapat dimainkan secara solo, ataupun secara bersama-sama dalam sebuah orkes yang besar (seperti zaman dahulu di istana kerajaan) atau dalam grup-grup musik mandarin kecil. Alat musik tradisional Cina secara sederhana dapat digolongkan sebagai berikut: Alat musik gesek Erhu(二胡)- Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai membran, menggunakan 2 senar, yang digesek dengan penggesek terbuat dari ekor kuda. Gaohu(高胡)- Sejenis dengan Erhu, hanya dengan nada lebih tinggi. Gehu(革胡)- Alat musik gesek untuk nada rendah, seperti Cello. Banhu(板胡)- Rebab China, dengan badan terbuat dari batok kelapa dengan papan kayu sebagai membrannya. Alat musik petik Liuqin(柳琴)- Alat musik petik kecil bentuknya seperti buah pir dengan 4 senar. Yangqin(扬琴)- Alat musik ini memiliki banyak senar, cara memainkannya dengan memukul dengan stik bambu sebagai pemukulnya. Pipa(琵琶)- Alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 senar. Ruan(阮)- Alat musik petik berbentuk bulat dengan 4 senar. Sanxian(三弦)- Alat musik petik dengan badan terbuat dari kulit ular dan dengan leher panjang, memiliki 3 senar. Guzheng(古筝)- Kecapi yang memiliki 16 - 26 senar. Konghou(箜篌)- Harpa China. Alat musik tiup Dizi(笛子)- Suling dengan menggunakan membran getar. Suona(唢呐)- Terompet China Sheng(笙)- Alat musik yang menggunakan bilah logam dengan tabung-tabung bambu sebagai penghasil suara. Xiao(箫)- Suling. Paixiao(排箫)- Pipa pen. Alat musik pukul (perkusi) Paigu(排鼓)- Gendang yang terdiri dari satu set 4 atau lebih. Dagu(大股)- Tambur besar. Chazi(镲子)- Simbal, cengceng. Luo(锣)- Gong. Muyu(木鱼)- Kecrek terbuat dari kayu. Makanan Cina Makanan Cina dikenal, warna aroma dan rasa. Makanan Cina, budaya dan tradisi dapat ditelusuri kembali ke abad 16 SM Yi Yin, seorang sarjana yang hidup pada Dinasti Shang berpendapat bahwa makanan harus mencakup rasa seperti manis, asam, pahit, dan asin yg mengasyikkan. Pasalnya, lima organ utama dari tubuh manusia – jantung, hati, limpa, paru-paru dan ginjal, membutuhkan diet gizi. Ia merumuskan teori harmonisasi makanan, yang menekankan pada diet gizi yang baik untuk menjaga kesehatan yang baik. Kepercayaan tradisional bahwa makanan dan obat-obatan berbagi asal yang sama adalah bagian dari tradisi Cina. Ini bisa menjadi alasan bahwa Cina menggunakan daun bawang, bawang putih, lili kering tunas, akar jahe segar, rebung dan jamur pohon dalam masakan mereka. Orang China percaya bahwa tanaman herbal memiliki sifat yang mencegah serta menyembuhkan berbagai penyakit. Aturan makan adalah bagian dari tradisi dan budaya theChinese. Ada aturan seperti berapa banyak orang yang harus duduk di atas meja dan bagaimana program utama untuk dilayani. Sebagai bagian dari budaya Cina, Anda harus duduk untuk makan. Ada juga aturan seperti yang harus duduk pertama di antara tua dan muda dan juga antara pria dan wanita. Arsitektur Cina Arsitektur tradisional Cina menjadi bagian dari budaya Cina, didasarkan pada prinsip-prinsip keseimbangan dan simetri. Arsitektur Cina bergabung bentuk persegi panjang berbagai ukuran untuk membentuk sebuah bangunan. Arsitektur tradisional Cina menggunakan kayu sebagai bahan bangunan dasar. Kayu berarti kehidupan dan budaya Cina memberikan lebih penting untuk kelangsungan hidup dalam berbagai bentuk. Rumah-rumah tradisional Cina persegi panjang yang dibagi menjadi beberapa ruangan, menggunakan pilar kayu dan balok. Ruang interior rumah-rumah ini menunjukkan nilai-nilai etika dan sosial budaya Cina. Tradisional Cina Transportasi Para sejarawan dan negara arkeolog bahwa budaya China tidak menemukan apapun sarana transportasi. Mereka juga menyatakan bahwa tidak ada bentuk kereta ada sebelum 1200 SM Para sejarawan percaya bahwa kereta digunakan hanya selama Zaman Perunggu. Sumber : http://infobebas.web.id/2012/tradisi-dan-budaya-cina.html http://winarnotugas.blogspot.com/2011/04/kebudayaan-bangsa-china.html http://tenagasosial.blogspot.com/2013/08/perkembanga-kebudayaan-china.html

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Aziz Rafi Anas . All Rights Reserved.
This Owner Is AzizRafiAnas | Support by CYBER WIZARD | Powered by Blogger